64 tahun sudah Indonesia merdeka. Setelah sekian lama merasakan pahitnya penjajahan dari Kerja Rodi sampai Kerja Romusha semua sudah dirasakan oleh
rakyat Indonesia. Kelaparan tentunya bukan hal asing lagi,bagi mereka. Itulah
seklumit masa lalu Indonesia.
Tapi mengapa Indonesia yang merdeka sejak tahun
1945 dalarn catatan PBB Indonesia masih terblok sebagai negara miskin. Padahal
negara tetangga seperti Malaysia, Singapura yang merdeka kemarin sore sekarang
menjadi negara yang kaya, yang dapat mencukupi kebutuhan rakyatnya. Padahal
kita tahu Indonesia punya julukan negara "Gemah Ripah Loh Jinawi" semua jenis
taiiarnan dapat hidup di Indonesia, tapi mengapa sebagian besar rakyatnya masih
hidup diambang garis kemiskinan. Apa penyebabnya? Siapakah yang menjadi
dalangnya? Dan apakah solusinya?
Nah dari seklumit pertanyaan yang cukup menggelengkan kepala tersebut
timbul sebuah gagasan bahwa ada sebab pasti ada akibat. Tak mungkin timbul
asap kalau tidak ada api. Ada wayang pasti dibaliknya ada dalang. Jadi angka
kemiskinan yang terns naik dari tahun ke tahun pasti ada penyebabnya.
Mutu Pendidikan
Tak dapat kita pungkiri lagi bahwa pendidikan merupakan salah satu
dalang dibalik misteri kemiskinan. Survei telah membuktikan di sebuah
desa di Kabupaten Ponorogo membuktikan bahwa pendidikan adalah modal
utama untuk mencapai kesuksesan. Anak lulusan SMP yang tidak dapat
meneruskan ke jenjang SMA tak lama kemudian dinikahkan oleh orang
tuanya. Apalagi kalau dia anak perempuan, orang tua berpikir bahwa dengan
begitu akan meringankan beban orang tua, tetapi yang terjadi justru
sebaliknya, karena mereka belum punya pekerjaan tetap. Sistem yang
digunakan adalah M5 (Madep Mantep Mangan Melu Morotuwo). Berarti kita
dapat memetik pengalaman dari hal tersebut. Orang yang menikah hanya
bermodalkan cinta menyebabkan naiknya angka kemiskinan. Beda dengan
anak yang dapat meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Baru beberapa
bulan masuk bangku perkuliahan, mereka banyak yang diangkat menjadi guru
honorer disebuah lembaga pendidikan. Berarti pendidikan sangatlah
berpengaruh terhadap kemiskinan, kalau kita menengok ke negeri tetangga
banyak negara yang melaksanakan pendidikan gratis karena mereka tahu
pendidikan adalah alat vital bagi kemajuan bangsa. Tapi sampai sejauh ini
Pemerintah Indonesia belum bisa menerapkan hal tersebut. Pernaah ada
rencana. SPP gratis tingkat SMA sederajat. Lebih-lebih bagi SMK karena
dinilai SMK lebih banyak diserap oleh lapangan kerja, mereka sudah punya
skill, bahkan anak yang masuk ke SMK diharapkan lebih banyak daripada. di
SMA. Perbandingannya 60:40. Tapi janji tinggallah kenangan. Bantuan belum
juga datang. Seharusnya Menteri Pendidikan segera mengambil tindakan
terkait hal-hal tersebut, karena generasi muda-lah yang akan menjadi pewaris
tahta di era selanjutnya. Tapi untung masa pemerintahan SBY kesejahteraan guru diperhatikan semoga saja ini langkah awal untuk kemajuan bangsa.
Korupsi
Kalau kita mendengar kata korupsi tentunya bukan hal yang baru lagi bagi kita, bahkan kita tahu bahwa korupsi adalah sebuah kebudayaan dan kebudayaan itu kini sedang berkembang pesat di Indonesia. Berapa triliunkah uang rakyat yang dimakan tikus berdasi. Kalau Indonesia bebas korupsi maka Indonesia akan terentaskan dari lembah kemiskinan.
makanya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sangatlah berperan dalam menangani kemiskinn. Seandainya uang korupsi bisa dikembalikan, niscaya angka kemiskinan akan turun. Musuh dalam selimut itulah sebutan yang cocok bagi koruptor. Mengapa tidak, karena mereka pengkhianat negara, mereka merupakan penjajah dalam negeri. Memang kalau kita membicarakan korupsi
hard disk berkapasitas 1TBpun tak mampu menampung, Makanya koruptor juga dalang dari kemiskinan. Belajar dari hal tersebut berarti yang kaya semakin kaya dan yang miskin makin tersiksa. Uang adalah raja bagi siapa saja yang memilikinya dan ini sangat mengkhawatirkan keutuhan Indonesia. Jangan-jangan Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" diganti menjadi "Keuangan Yang Maha Kuasa".
Harga Produk Pabrik Yang Terus Meningkat
Menjelang hari raya semua kebutuhan pokok meningkat. Katakanlah petani disaat mereka menanam, biaya penggarapan dan pupuk naik terpaksa mereka harus merogoh kantong lebih dalam. Tapi tatkala musim panen tiba harga padi anjlok. Mengapa kita harus membicarakan petani? Bukankah kita tahu Indonesia adalah negara agraris, sebagian besar penduduknya bertani. Kita juga tahu bertani adalah pekerjaan yang mulia, tetapi mengenaskan dikatakan mulia karena dari tetesan keringatnya lah dihasilkan butir-butir beras. Bisa dikatakan bahwa petani adalah Pahlawan Dunia, dia adalah Penyelamat Kelaparan. Dari kerja keras petani-lah penduduk bumi ini merasakan nikmatnya nasi. Ironisnya, dibalik kemuliaannya nasibnya semakin mengenaskan, dia bagaikan lilin yang
menerangi kegelapan meski dirinya harus menjadi korban. Sebagian besar petani menderita kemiskinan yang tak berkesudahan, hari demi hari petani bukannya terentaskan dari lembah kemiskinan, tetapi malah tenggelam dalam
Lumpur kemiskinan. Sering kita lihat kala kemarau tiba, banyak petani
mengalami gagal panen, karena, mereka menggunakan irigasi manual dan tadah hujan. Seandainya Pemerintah berkenan memberikan diesel pada petani, tak mungkin mengalami gagal panen kendati di musim kemarau. Tapi pemerintah tak memperdulikan hal tersebut. Dari gambaran di atas cukuplah sebagai bukti bagi kita bahwa kebijakan pertanian memang dipincangkan. Pemerintah menganak tirikan petani.
Wakil rakyat Yang tidak bertanggung Jawab
Tak usah jauh-jauh mengambil sample lingkup Indonesia, Ponorogo saja wakil rakyat yang seharusnya mengemban amanah justru lalai akan tugasnya dia menari indah diatas tangisan rakyatnya yang sudah lama tenggelam dalam riter kemiskinan. Saifudin adalah sosok wakil rakyat yang lupa akan akan kulitnya, padahal dari suara rakyatlah dia duduk empuk di kursi DPR, akan tetapi dia lengah akan tugasnya sebagai wakil rakyat, mentang-mentang dia diatas lupa sama yang ada dibawah dia malah bermain judi. Padal masih banyak rakyat Ponorogo yang menangis akibat himpitan ekonomi lebih-lebih menjelang hari raya. Padahal kita tahu Ponorogo adalah kabupan yang memiliki gedung megah fasilitas serba wah,dengan moto menuju ponorogo mukti wibowo, berbagai penghargaan didapatkan, perayaan grebeg suro sebagai agenda tahunan yang selalu mendatangkan wisatawan bahkan tak sedikit uang yang dikeluarkan bukan hanya jutaan bahka sampai trilyunan. Meski demikian bukan berarti impian rakyatnya menjadi kenyataan. Justru yang tejadi sebaliknya pemerintah berpesta pora sementara rakyat menderita. Apakah tidak malu ponorogo yang dikenal dengan mukti wibowo sampai-sampai salah satu stasiun televisi menayangkan salah satu desa di ponorogo yang intinya masih terendam dalam lumpur kemiskinan, banyak warga yang mengalami cacat fisik dan mental karena makanan yang mereka konsumsi kurang bahkan tidak memenuhi kriteria makanan 4sehat 5sempurna.padahal kalau dilihat dari segi fisik ponorogo adalah kabupaten yang kaya bagaimana tidak gedung yang megah penckar langit berdiri dengan kokohnya tapi yang terjadi justru sebaliknya, dibalik kemegahan justru tersimpan beribu-ribu
LEDs, first developed in the early 1960s, produce light by
BalasHapusmoving electrons through a semiconductor. The bulbs can be bought from any
electrical store and even on the Internet. The much talked about
drawback, the lack of evenly distributed light in LED lamps too has been now satisfactorily sorted out
by Sharp with their proprietary coating technique of the glass enclosure.
Here is my weblog - Tischleuchten